spot_img
Kamis, April 18, 2024
spot_img

Ancaman Ekonomi Berdarah-darah Gegara PPKM Diperpanjang (Lagi)

KNews.id- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 resmi diperpanjang hingga 9 Agustus 2021 mendatang. Hal ini diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (2/8) kemarin. PPKM Level 4 ditetapkan untuk membatasi mobilitas masyarakat agar penurunan kasus COVID-19 terjadi. Di sisi lain, kegiatan ekonomi pun terus tergerus seiring dengan pembatasan tersebut.

Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhustira mengatakan, jika PPKM tak berjalan optimal maka konsumsi rumah tangga dipastikan turun drastis. Imbasnya, salah satu penopang ekonomi Indonesia akan terjun bebas.

- Advertisement -

“Ekonomi stuck karena PPKM terlalu lama, dengan kasus harian yang masih tinggi. Lokomotif ekonomi utama yakni konsumsi rumah tangga dipastikan akan berdarah darah sampai akhir Agustus. Kepercayaan konsumen turun drastis,” kata Bhima kepada detikcom, Selasa (3/7).

Selain itu, imbas dari pembatasan mobilitas membuat masyarakat menengah ke bawah kesulitan untuk bekerja. Bersamaan dengan itu, tingkat konsumsi masyarakat diprediksi akan semakin lemah. Sedangkan masyarakat menengah ke atas juga akan semakin menahan belanja dan memilih untuk menabung mempersiapkan worst scenario.

- Advertisement -

Bhima mengatakan, pihaknya melihat kinerja industri manufaktur mengalami penurunan pada Juli. Terlihat dari PMI yang jatuh ke level 40,1 dari sebelumnya di 53.

“Kalau PMI industri sudah dibawah 50 artinya mengurangi kapasitas produksinya. Imbas lainnya, perusahaan yang mengajukan penundaan pembayaran utang bertambah, bahkan tidak sedikit yang pailit karena cashflownya menipis,” katanya.

- Advertisement -

Selain itu, ancaman pertumbuhan ekonomi kembali minus juga diperkirakan akan terjadi. Menurut Bhima, kuartal III-2021 diprediksi turun ke minus 1% hingga 2%. Dia mengatakan, kemungkinan target proyeksi ekonomi akan kembali direvisi.

“Bisa diperkirakan ekonomi resesi lagi, di kuartal ke III sebesar minus 1 sampai dengan minus 2%, setelah kuartal ke II mengalami pemulihan semu. Ekonomi sempat positif tapi temporer,” tuturnya.

Serupa, Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengatakan, PPKM Level 4 jika berjalan ketat maka otomatis akan memperlambat konsumsi dan ekonomi. Menurutnya, pendapatan masyarakat jelas menurun dan masyarakat akan bergantung pada uluran tangan pemerintah.

“Kalau PPKM berjalan betul maka otomatis akan memperlambat konsumsi, memperlambat ekonomi. Pendapatan perusahaan dan masyarakat akan turun. Karena itu, pemerintah harus memberi bantuan biaya hidup untuk masyarakat yang berpenghasilan harian yang terkena dampak negatif PPKM. Bantuan ini akan menunjang konsumsi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar tidak turun terlalu tajam,” jelas Anthony.

Sama dengan Bhima, Anthony juga memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2021 akan kembali minus hingga 0,1%. Sedangkan secara tahunan tumbuh positif namun rendah yaitu 1,2%. Kondisi tersebut akan berbeda jika tidak diiringi dengan penurunan kasus.

“Tapi, kasus covid juga tidak reda, maka akan makan waktu panjang untuk pemulihan kesehatan dan ekonomi, kalau berlangsung terus seperti begini, tahun 2022 bisa masuk resesi lagi,” pungkasnya. (Ade/dtk)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini