spot_img
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Akibat Mafia Minyak Goreng, RI Alami Kerugian Luar Biasa

KNews – Akibat mafia minyak goreng, RI alami kerugian luar biasa. Persoalan harga minyak goreng yang melonjak di pasaran beberapa waktu lalu akhirnya terungkap. Hal tersebut disebabkan karena adanya mafia minyak goreng.

Adapun yang terlibat dalam kelangkaan dan melonjaknya harga minyak goreng tak lain berasal dari pemerintah yakni Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung.

- Advertisement -

Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung Febrie Adriansyah pun buka-bukaan perihal langkah Kejagung menetapkan pejabat Kemendag itu sebagai tersangka dalam dugaan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO) dan produk turunannya pada bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2022.

Menurut dia, penetapan itu tidak lepas dari kebijakan Kemendag menetapkan DMO (Domestic Market Obligation) dan DPO (Domestic Price Obligation) bagi perusahaan yang ingin melaksanakan ekspor CPO dan produk turunannya.

- Advertisement -

Namun dalam pelaksanaannya, perusahaan ekportir yang tidak memenuhi DPO tetap mendapatkan persetujuan ekspor dari pemerintah.

“Nah ketika pengajuan ekspor ini memang harus diteliti apakah memang DMO ini sudah ada. Nah ketika ini lolos seperti yang kami sampaikan bahwa ternyata di lapangan langka, tentunya ini menjadi pertanyaan bagi kami, apalagi penyidik,” ujar Febrie dalam keterangan pers yang dikutip Rabu (4/5/2022).

- Advertisement -

Menurut dia, apabila izin ekspor diloloskan meskipun DMO tidak terpenuhi, dipastikan semua syarat yang diajukan memang ada tindakan manipulasi.

“Sehingga memang kenapa IWW ditetapkan bukan pembiaran tetapi ketika diizinkan ekspor ISW dapat kita pastikan tidak melakukan pengecekan atau dari alat bukti lain memang sudah mengetahui kewajiban ini tidak terpenuhi,” kata Febrie.

“Jadi IWW ditetapkan tersangka karena adalah pejabat yang paling punya kewenangan untuk meneliti pengajuan-pengajuan ekspor tersebut. Dengan syarat bahwa itu diizinkan apabila terpenuhi 20% kemudian berubah jadi 30%. Kenyataan itu diizinkan memang faktanya tidak terpenuhi,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Febrie mengatakan proses penyidikan masih terus berjalan. Untuk itu, Kejagung belum bisa menyampaikan apa yang menjadi kerja sama antara pihak pemohon dan termohon.

“Penyidik sudah menetapkan dengan objek pemeriksaan masalah ekspor dan kewajiban DMO tentunya penyidik sudah punya alat bukti,” ujar Febrie.

Selain IWW, Kejagung juga menetapkan tiga orang tersangka lainnya dalam kasus itu, yaitu Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia MPT, Senior Manager Corporate Affair Permata Hijau Group (PHG) SM, dan General Manager di Bagian General Affair PT. Musim Mas PTS. Seluruh tersangka telah ditahan oleh Kejagung. (RKZ/cnbc)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini