KNews.id- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan sebelum dilikuidasi menjadi Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan PKRT (Dit. Penalkes dan PKRT) diduga mengarahkan salah satu penyedia barang/jasa sebagai pemenang sejak tahun 2014 sampai dengan 2016. Penyedia barang/jasa tersebut diketahui adalah PT EDII dan telah melaksanakan beberapa pekerjaan senilai Rp3.632.497.000.
Namun mirisnya, berdasarkan dokumentasi evaluasi penawaran teknis dan harga pekerjaan yang dimenangkan oleh PT EDII sebagai penyedia/pelaksana pekerjaan pada tahun 2014 dan 2015 diketahui ULP/Pokja Pengadaan Barang Jasa Non Obat tidak dapat menunjukkan kertas kerja evaluasi teknis dan harga penawaran yang membuktikan bahwa PT EDII memang memenangkan lelang untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Selain itu, terdapat kesalahan yang dilakukan oleh ULP/Pokja Pengadaan Barang Jasa Non Obat pada pelaksanaan evaluasi penawaran teknis pekerjaan Pengadaan Integrasi dan Maintenance Sistem Perizinan di Lingkungan Dit. Penalkes dan PKRT tahun 2016. Hal ini mengakibatkan PT EDII memenangkan pelelangan atas pekerjaan tersebut.
Apabila tidak terjadi kesalahan, maka pemenang lelang atas pekerjaan tersebut bukan PT EDII, namun PT BMM. Dengan demikian, ada indikasi pengarahan PT EDII sebagai penyedia/ pelaksana pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Kemesraan Direktorat Penilaian Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (Dit. Penalkes dan PKRT) dengan PT EDII diketahui tidak hanya pada tahun 2014 saja, namun pada tahun 2013 juga pernah ketahuan PT EDII menguasai Barang Milik Negara (BMN) berupa server senilai Rp438.000 dan software komputer senilai Rp4.777.727.000 yang diperoleh pada pengadaan tahun 2013 dan 2014. (Tim Investigator KA&FHD)
