spot_img
Selasa, April 30, 2024
spot_img

Kuasai Pasar Syariah Domestik dan Global, BSI Didorong Jadi Bank BUMN

KNews – Kuasai pasar syariah domestik dan global, BSI didorong jadi bank BUMN. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dinilai harus terlebih dahulu menjadi bank BUMN agar bisa menjadi bank syariah yang kuat baik di pasar domestik maupun global.

Peneliti ekonomi syariah Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan, bank akan memiliki akses kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

- Advertisement -

Rencana menjadi raksasa bank syariah juga dapat dilakukan dengan ekspansi an-organik. “Membeli unit usaha syariah juga bisa menjadi langkah yang baik karena memperluas portfolio BSI,” kata Fauziah, Kamis (28/4).

Senada, Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi mendorong BSI masuk BUMN agar bisa memacu bisnisnya serta masuk jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar.

- Advertisement -

Pada 2025 BSI menargetkan memiliki jumlah nasabah mencapai kisaran 30 juta-40 juta dengan aset di atas Rp 500 triliun. Hingga kuartal I 2022, aset perseroan mencapai Rp 271,29 triliun, tumbuh 15,73% yoy.

Pada periode yang sama, perusahaan mampu mencetak pertumbuhan laba bersih 33,18% menjadi Rp 987,68 miliar selama 3 bulan pertama 2022.

- Advertisement -

“Ketika BSI menjadi BUMN, maka pemerintah bisa langsung kendalikan untuk mencapai kebutuhan menjadi top 10 bank syariah global,” kata Achmad.

Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), kapitalisasi pasar BSI sudah mencapai Rp65,35 triliun hingga Maret 2022.

Sementara itu dalam acara peluncuran video edukasi, video sejarah pasar modal syariah yang digelar OJK pada April 2022, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BSI saat ini telah menempati urutan ke-13 bank syariah terbesar di dunia.

Saat ini, BSI pun telah melebarkan sayap bisnisnya di ke luar negeri, dengan membuka kantor cabang di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Pemerintah juga tengah membuka peluang kerja sama BSI dengan Islamic Development Bank.

Kehadiran BSI di UEA menandai rekam jejak pertama BSI di pasar global serta salah satu pusat keuangan syariah dunia yang diharapkan dapat mendongkat kapitalisasi pasar dan posisi di dunia internasional. “Capaian-capaian strategis itu perlu diperkuat dengan dukungan langsung dari pemerintah,” terangnya.

Mengutip laporan keuangan perseroan per Desember 2021, saham BSI saat ini dimiliki  PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sekitar 50,83%. Kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI sekitar 24,85%, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI sekitar 17,25%. Selanjutnya pemegang saham lain di bawah 5% termasuk publik 7,08%.

“Dengan kondisi saat ini, ruang gerak bank untuk memacu kinerja akan terbatas karena dapat berbenturan dengan keinginan dari masing-masing pemilik,” ujarnya.

Padahal untuk posisi Indonesia di kancah industri keuangan syariah dunia, dalam beberapa kesempatan Erick mengatakan BSI dipersiapkan sebagai lokomotif yang akan membawa negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini sebagai pusat keuangan dan ekonomi syariah.

Sementara itu, setahun pasca merger, kinerja BSI pun membukukan catatan apik. Posisi BSI ini berada tipis di bawah CIMB Niaga yang memiliki aset Rp 271,61 triliun pada periode yang sama, sehingga menempatkan BSI sebagai bank ke-7 terbesar di Indonesia. (RKZ/kkci)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini