KNews.id – Jakarta – Anggota Dewan Komisaris PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta, Ainul Yakin Simatupang, mendapat sorotan karena orasi yang diduga mengancam pegawai Trans7. Ainul Yakin, yang juga Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jakarta, menyampaikan orasi tersebut saat berdemonstrasi memprotes tayangan program Xpose Trans7 yang dia nilai menghina pesantren dan kyai.
Potongan video orasi itu tersebar di media sosial. Salah satunya dari akun X @marquez_93 yang mengunggah video orasi Ainul berdurasi 2 menit 20 detik pada 16 Oktober 2025. Pada Senin, 20 Oktober 2025, unggahan itu telah dilihat 79 ribu kali.
“Trans7 telah menghina melalui siaran-siarannya terhadap kyai dan ulama Nahdlatul Ulama,” kata Ainul dalam video itu. Ainul menyebut saat itu dia berada di Kantor Trans7 bersama anggota organisasi masyarakat GP Ansor dan Banser. Keduanya adalah sayap organisasi masyarakat yang lebih besar, yaitu Nahdlatul Ulama.
Ainul mengatakan salah satu tugas GP Ansor dan Banser adalah menjaga kyai, ulama, dan pondok pesantren. Jika ada yang menghina salah satunya, kata dia, maka GP Ansor dan Banser akan membela di garda terdepan.
Menurut Ainul, tayangan Xpose Trans7 telah menghina kyai, ulama, dan Nahdlatul Ulama. Dia pun memberi peringatan kepada para pegawai Trans7. “Saudara-saudara Trans7 yang masih muda, kalian ingat sejarah. Sudah ribuan anak Ansor dan Banser tewas memperjuangkan republik ini. Kalian ada karena adanya Nahdlatul Ulama,” tuturnya.
Ainul membandingkan kontroversi Trans7 dengan pembantaian anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965-1966. “Jangan sampai kader-kader Banser menggorok leher kalian, seperti kader Banser menggorok PKI. Halal darah kalian apabila mengolok-olok ulama Nahdlatul Ulama,” ucapnya.
Menurut Ainul, Kantor Trans7 bisa hancur jika diserang para kader GP Ansor dan Banser. “Kalian bayangkan seratus juta umat Nahdlatul Ulama, apabila datang ke kantor kalian, bakar ini, saya kira tidak sampai 10 menit akan hangus ini,” ujar dia dalam video.
PT Transjakarta telah mengkonfirmasi bahwa video tersebut adalah rekaman orasi Ainul Yakin.
“Pernyataan yang disampaikan oleh Saudara Ainul Yakin Simatupang merupakan pandangan pribadi yang bersangkutan dan tidak mencerminkan sikap maupun kebijakan resmi Transjakarta,” kata Komisaris Utama Transjakarta Untung Budiharto dalam keterangan tertulis pada Senin, 20 Oktober 2025.
Dewan Komisaris bersama Direksi Transjakarta akan melakukan klarifikasi internal soal peristiwa tersebut. “Langkah ini diambil guna memastikan seluruh jajaran senantiasa mematuhi prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta menjaga marwah kelembagaan,” ucap Untung.
Sebelumnya, program Xpose Uncensored Trans7 menayangkan pemberitaan mengenai Pondok Pesantren (PP) Lirboyo, pada Senin, 13 Oktober 2025. Tayangan itu menampilkan kumpulan potongan video dan gambar yang menayangkan hubungan santri dan kiai.
Program itu juga merangkum beberapa isu, salah satunya berjudul “Kiai yang kaya raya, tapi umat yang kasih amplop”. Ketika menyoroti isu itu, program ini menayangkan sejumlah gambar dan video seorang santri yang ingin menyalami kiai. Lalu kiai itu digambarkan sedang duduk dan para santri berjalan sambil duduk kemudian menyalami kiai tersebut. Santri itu kemudian memberikan sebuah amplop kepada kiai. Tayangan itu kemudian menimbulkan kontroversi.
Kontroversi program Xpose Uncensored itu membuat Direktur Produksi Trans7 Andi Chairil meminta maaf. “Kami ingin meminta maaf sebesar-besarnya kepada pimpinan PP Lirboyo Kiai Anwar Mansyur beserta keluarga besar, pengasuh, santri, dan alumni, ” kata Andi Chairil dalam keterangan resmi yang disiarkan di Youtube Trans7 Official, pada Selasa, 14 Oktober 2025.