KNews.id – Jakarta, PT MRT Jakarta (Perseroda) bersama PT China Communications Construction Engineering Indonesia menyepakati penjajakan kerja sama pengembangan lahan dan properti berbasis TOD di sekitar jalur MRT Jakarta.
Kesepakatan tersebut dituangkan ke dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direktur Pengembangan Bisnis PT MRT Jakarta (Perseroda) Farchad Mahfud dan President Director PT China Communication Construction Engineering Indonesia Zhang Huaping, Rabu (10/9/2025).
Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat menyampaikan apresiasinya atas penjajakan kerja sama ini yang memberi kesempatan untuk mengkaji potensi pengembangan lahan, properti, penyediaan hunian, hingga potensi bisnis lainnya yang berbasis transit-oriented development (TOD) di sekitar jalur MRT Jakarta.
“Ke depan, dengan kerja sama ini, kita dapat menunjukkan bahwa membangun Jakarta merupakan peran semua pihak yang ada di dalamnya, termasuk dari swasta,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Kamis (11/9/2025).
Rencananya, penjajakan yang dilakukan bersama perusahaan BUMN China ini akan berlangsung hingga dua tahun ke depan. Meski demikian, Tuhiyat tak menyebutkan nominal kesepakatan tersebut.
Berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 65/2021, MRT mendapatkan tugas sebagai pengelola kawasan berorientasi transit di sepanjang jalur MRT Jakarta koridor utara—selatan.
Sejauh ini, terdapat enam kawasan TOD yang sedang dikembangkan, yaitu Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M—Sisingamangaraja, Istora—Senayan, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Pengembangan kawasan di sekitar stasiun telah mendorong peningkatan angka keterangkutan (ridership) MRT Jakarta.
Di mana kawasan TOD Dukuh Atas, Blok M – Sisingamangaraja, dan Lebak Bulus digarap bersama Agence Française De Développement (AFD) dengan nilai kerja sama proyek pembangunan kawasan berorientasi transit mencapai Rp3,8 miliar.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegaskan bahwa pengembangan Integrasi Moda Transportasi terutama pada kawasan perkotaan sangat penting untuk meningkatkan konektivitas antar moda secara efisien.
Hal ini mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang lebih ramah lingkungan. Integrasi yang baik juga mempercepat mobilitas, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota.