spot_img
Selasa, Mei 7, 2024
spot_img

6 Dugaan Penyebab Beras Mahal dan Langka, Jor-Joran Bansos Salah Satunya

 

KNews.id – Kelangkaan beras di sejumlah retail modern masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat. Bahkan, harga beras semakin mahal dan terus melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah sejak Maret 2023 silam.

- Advertisement -

Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium di tingkat pedagang eceran mencapai Rp16.430 per kilogram, naik Rp220 (1,36 persen) pada Kamis, 22 Februari 2024. Sedangkan satu kilogram beras medium seharga Rp14.280, naik Rp140 (0,99 persen).

Mengapa beras semakin langka dan mahal? Berikut alasan kelangkaan beras yang terjadi di Indonesia menurut para tokoh: 

- Advertisement -

Jor-Joran Bansos

Anggota Komisi XI DPR RI Hidayatullah menilai kebijakan pemerintah yang terus mengucurkan bantuan sosial (bansos) beras diduga menjadi salah satu penyebab harga beras mahal dan langka di pasaran. Menurutnya, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), faktor inflasi komoditas pangan adalah kontributor inflasi terbesar.

“Peranan komoditas makanan mencapai 74,21 persen, sedangkan non-makanan hanya 25,75 persen pada Maret 2023. Pemerintah harus segera mengatasi, apalagi disinyalir jor-joran bansos beras juga merupakan penyebab beras menjadi langka,” kata Hidayatullah dalam keterangan resminya di Jakarta.

- Advertisement -

Dia juga menuturkan, faktor harga beras yang melambung tinggi disebabkan oleh dominasi pasar beras di dalam negeri dikuasai oleh sekelompok konglomerat, yang semestinya dikuasai negara melalui Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). “Selain karena masalah keterbatasan stok, juga tata kelola beras selama ini masih amburadul,” ucapnya.

Banjir 

Sementara itu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi membantah kelangkaan pasokan beras di tingkat retail akibat kebijakan pemerintah yang terus menggelontorkan bansos beras kepada masyarakat. Dia menilai bansos pangan justru dapat menahan atau mengendalikan harga beras agar tidak naik.

“Tidak ada hubungannya sama sekali dengan bansos beras. Karena justru ini (bansos beras) yang bisa mengendalikan (harga), karena suplainya lewat bansos ke masyarakat,” ujar Jokowi usai meninjau cadangan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2024.

Lebih lanjut, Presiden menyatakan kenaikan harga dan kelangkaan beras dipicu oleh hasil panen yang belum masuk ke pasar. Selain itu, distribusi beras juga terdampak oleh banjir, seperti di Demak dan Grobogan, Jawa Tengah.

Di sisi lain, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi menjelaskan, ada beberapa faktor yang berperan pada kenaikan harga beras. “Salah satunya adalah kondisi cuaca yang mengakibatkan gagal panen di beberapa daerah penghasil beras, misalnya Cianjur.”

Dia mengungkapkan, fenomena El Nino menyebabkan musim kemarau berkepanjangan, sehingga suplai beras berkurang. Selain itu, terdapat faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Dia menyebut beras sering masuk dalam program tebus murah paket sembako di tahun politik.

Belum Masa Panen

Ketua Umum (Ketum) Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mandey menuturkan keterbatasan suplai beras premium di tingkat ritel karena masa panen yang belum terjadi. “Saat ini peritel mulai kesulitan mendapatkan supply beras tipe premium lokal kemasan 5 kilogram,” ucapnya dalam keterangan resminya.

Adapun masa panen diperkirakan baru terjadi pada pertengahan Maret 2024. Secara bersamaan, kata Roy, beras medium program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang diimpor pemerintah juga belum masuk ke Indonesia.

Susah Dapat Gabah

Ketum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menjelaskan, keterbatasan pasokan gabah berimbas pada kelangkaan beras di gerai ritel. “Penyebab utama dimulai dari ketersediaan gabah yang terbatas – menyulitkan penggilingan padi untuk mendapatkan gabah – karena turunnya produksi,” ujarnya kepada Tempo melalui pesan singkat WhatsApp.

Selain karena belum panen raya, dia menyebut, terjadi persaingan usaha tidak sehat antara penggilingan padi skala besar dan kecil. Tak hanya itu, masalah rantai pasok dari hulu ke hilir yang tidak pernah usai juga berkontribusi pada kelangkaan beras.

(Zs/Tmp)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini