spot_img
Senin, Mei 20, 2024
spot_img

Pilpres Membawa Bencana

Oleh : Sutoyo Abadi

KNews.id – Mengajukan permohonan dan memproses Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) – khususnya sengketa Pilpes ke Mahkamah Konstitusi ( MK ) selalu kandas. Bahkan kesan politiknya justru hanya seperti melegalisasi hasil sengketanya menjadi legal

- Advertisement -

_”Selalu terjadi perselisihan antara pihak yang bersengketa bahwa PilpresĀ  adalah hajatan politik, sementara PHPU di MK adalah hajatan hukum, maka absurd bagi MK untuk memasukkan pertimbangan politik dalam menilai kecurangan pilpres 2024.”_

_”Tugas dan fungsi pokok MK adalah menguji UU terhadap UUD. Sedangkan sengketa PilpresĀ  ada pada penyelenggara pemilu: Bawaslu, KPU, dan DKPP.Ā Sengketa Pilpres di MK selalu kandas dan sangat mudah bagi para hakim MK dan penyelenggara pemilu membersihkan dirinya dari berbagai tudingan. Penyelesaian konflik politik dan konsensus politik melalui jalur hukum atau an sich pengadilan merupakan cara terburuk.”_ ( _DR. Mulyadi – Dosen UI_ )

- Advertisement -

Sangat mudah terbaca tipuanĀ  JokowiĀ  yang menggiring pihak yang berselisih agar di bawa ke MK. Saat bersamaan Jokowi memainkan hakim MK berada dalam tekanan politiknya agar hasil keputusan KPU tetap jalan, tolak pilpres diulang atau dibatalkan.Ā Ā  Apalagi Cawapresnya adalah anak Jokowi sendiri.

Sekalipun kecurangan dilakukan dengan terang terangan telanjang dan brital , di pastikan Jokowi sekuat tenaga akan mengendalikan MK untuk meloloskan keputusan KPU angka kemenangan untuk Paslon 02.

- Advertisement -

Dampak ketidak berdayakan MK mengadili sengketa Pilpres dengan objektif dan adil akan menciptakan kekacauan, bencana dan dendam politik berkepanjangan.

Tidak mustahil kebuntuan mencari keadilan akan lahirnya kekuatan rakyat dengan caranya sendiri akan memakzulkan Presiden dan gerakan perlawanan anti politik dinasti yang dipertontonkan tanpa malu, etika dan moral akan menemukan momentum politiknya.

Dalam waktu tertentu akan terkonsolidasinya kelompok pemakzulan, dengan target semua penguasa non-demokratis: otoriter dan despotis harus jatuh melalui people power. Dan semakinĀ  membesarkan pembangkangan politik.

Eskalasi politik makin membesar, bergelombangĀ  demonstrasi makin masif seraya menyuarakan _ā€œapa gunanya memberikan suara atau partisipasi politik dalam Pilpres jika sistem dan prosesnya dengan brutal justru penuh rekayasa kecurangan_

Kita berada dalam periode demokrasi terburuk, sepanjang terjadinya pemilu dan Pilpres selama ini. ResesiĀ  demokrasiĀ  diperparah sejalan dengan rekayasa politik dinasti yang ugal ugalan. Kecurangan pemiluĀ  saat ini sedang di pertontonkan di pengadilan Mahkamah Konstitusi.

Amanah konstitusi yang menghendaki Pilres berjalan jujur dan adil menghilangĀ  dengan munculnya rekayasa kemenangan Paslon 02 dengan cara cara yang terangĀ Ā  terangan. Rekayasa Pemilu yang sistematis dari hulu ke hilir. _”Parahnya angka kemenangannya sebelum pelaksanaan pemilu sudah diketahui.”_

Di temukan data anomali pada proses pemungutan suara pilpres yang dilakukan lewat sistem Sirekap. Penggelembungan data suaraĀ  terjadi pada Paslon 02. Sementara peran Bawaslu dalam koptasi Jokowi nampak tidak berdaya untuk memproses banyaknya pengaduannya kecurangan Pilpres.

Awal kekacauan dipicu olehĀ  peristiwa kontroversial, termasuk intervensi Mahkamah Konstitusi terkait batas usia calon presiden dan wakil presiden yang memicu perdebatan luas.

Situasi ini semakin rumit dengan adanya dugaan politisasi bantuan sosial dan keberpihakan di kalangan aparatur sipil negara, termasuk tindakan Presiden Jokowi yang dituduh mendukung calon tertentu.

PraktikĀ  beli suara hingga potensi manipulasi sistem elektronik, risiko pelanggaran sangatlah luas. Praktik-praktik ini tidak hanya merusak keadilan proses pemilu, tetapi juga runtuhnya kepercayaan publik terhadap hasil kemenangan Pilpres dengan cara curang. (Zs/NRS)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini