KNews.id- Seperti diketahui, Bank Mandiri adalah salah satu bank terbaik di Indonesia. Sebagai bank terpercaya, Bank Mandiri telah menetapkan visi dan misinya sebagaimana dinyatakan dalam Rencana Jangka Panjang atau Corporate Plan (Corplan) tahun 2015 sampai dengan 2020.
Visi Bank Mandiri adalah menjadi lembaga keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Sementara misi Bank Mandiri adalah:
1) Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar.
2) Mengembangkan sumber daya manusia profesional.
3) Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder.
4) Melaksanakan manajemen terbuka.
5) Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
Secara umum, pengelolaan Kredit Segmen Corporate Banking dan Penyelamatan serta Penyelesaian Kredit Wholesale Banking Tahun Buku 2016 dan 2017 (Semester I) pada Bank Mandiri secara signifikan dinilai sesuai dengan kriteria yang berlaku.
Namun, berdasarkan dokumen yang dimiliki Tim Investigator KA diketahui, terdapat beberapa temuan signifikan yang perlu mendapat perhatian terkait pembiayaan dan pemberian fasilitas kredit.
Temuan-temuan tersebut di antaranya adalah:
- Pembiayaan Fasilitas Kredit KMK kepada PT GTS dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp494.957.211.452,33 Berisiko Tinggi dan Berpotensi Menjadi Kredit Bermasalah
- Pemberian Fasilitas Kredit dan Penghabusbukuan Kredit PT ZII dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp666.261.049.470,43 Berisiko Tinggi
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT PAL dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp488.765.887.197,00 Berpotensi Menjadi Kredit Bermasalah
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT TAB dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp1.570.527.000.000,00 Berisiko Tinggi dan Berpotensi Merugikan Bank Mandiri
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT AMBE dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp426.173.428.588,00 Macet dan Berindikasi Merugikan Bank Mandiri
- Pembiayaan Fasilitas Kredit Investasi kepada PT AEE dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp446.745.553.007,00 Berisiko Tinggi
- Pembiayaan Kredit kepada PT HPMI dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 Sebesar Rp165.075.205.000,00 Berisiko Tinggi
- Pembiayaan Fasilitas Kredit KMK kepada PT MAI dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp90.000.000.000,00 Berisko Tinggi
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada CV MGM dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp60.841.293.440,00 Berisiko dan Monitoring atas Persediaan Sebagai Second Way Out Kurang Optimal
- Fasilitas Kredit kepada PT AMBA dengan Baki Debit Per 30 Juni 2017 Sebesar Rp160.639.893.620,00 Berisko Tinggi
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT PAA dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 Sebesar Rp124.679.748.754,33 Berisiko Tinggi
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT RA dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp198.932.753.527,13 Berisiko Tinggi dan Kurang Menerapkan Prinsip Kehati-hatian
- Pemberian Kredit kepada PT DAJK dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 senilai Rp414.181.711.308,92 Macet dan Monitoring Debitur setelah Hapus Buku Belum Dilakukan Secara Optimal
- Pemberian Fasilitas Kredit CV PE dan PT PTE dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 Sebesar Rp321.042.132.959,52 Berpotensi Menjadi Kredit Bermasalah
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada NS Group dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp1.148.351.662.764,00 Berpotensi Menjadi Kredit Bermasalah
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT CSI dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp405.305.060.700,94 Berisiko Tinggi
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT PI dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 Sebesar Rp347.793.274.891,08 Berisiko Tinggi dan Kurang Menerapkan Prinsip Kehati-hatian
- Pemberian Fasilitas Kredit kepada PT PAP dengan Baki Debit per 30 Juni 2017 sebesar Rp167.998.724.204,38 Berisiko Tinggi dan Berpotensi Merugikan Bank Mandiri
Sungguh angka yang tidak kecil, tentu hal yang wajar jika muncul banyak pertanyaan di ruang masyarakat. Salah satunya adalah, “Sudahkah temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti?”.(FT&Tim Investigator KA)