spot_img
Rabu, Mei 15, 2024
spot_img

Puan Buka Peluang Ganjar-Mahfud Merapat ke Anies-Cak Imin jika Pilpres 2024 Dua Putaran

KNews.id – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan, Puan Maharani, membuka peluang kerja sama antara pasangan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud Md dengan pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Hal ini kemungkinan besar terjadi apabila pilpres 2024 berlangsung dua putaran. “Insyallah, kita lihat saja gimana nanti ke depan ini,” kata Puan di Istora Senayan, Jakarta.

- Advertisement -

Puan menyebut yang terpenting saat ini pilpres 2024 berjalan baik, lancar dan jujur. “Yang penting semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar semuanya, bisa berjalan jujur dan adil,” ujar Puan Maharani.

Selain itu, Puan juga angkat bicara soal calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto yang makan malam bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sebuah restoran di Jakarta Pusat pada Jumat (5/1/2024).

- Advertisement -

Puan mengaku dirinya juga menunggu undangan makan malam dari Jokowi. “Saya tunggu diajak Presiden,” kata Puan.

Menurut Puan, pertemuan Prabowo dengan Jokowi bagus. “Ya bagus lah, kan enggak enak makan sendirian,” ujar Puan.

- Advertisement -

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengundang makan malam Menteri Pertahanan sekaligus calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, Jumat (5/1/2024). Keduanya makan malam bersama Rumah Makan Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat.

“Malam ini, Bapak Presiden rileks sejenak mencoba masakan nusantara di Rumah Makan Seribu Rasa, Menteng. Saat makan malam, Presiden didampingi Menhan Bapak Prabowo Subianto,” ujar Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana saat dikonfirmasi, Jumat (5/1/2024).

Berdasarkan foto yang beredar, Jokowi dan Prabowo duduk di satu meja makan. Keduanya duduk saling berhadapan. Jokowi terlihat memakai kemeja putih, sedangkan Prabowo mengenakan kemeja batik berwarna cokelat. Jokowi tampak sedang tertawa kepada Prabowo. Belum diketahui apa yang diperbincangkan oleh Prabowo dan Jokowi.

Politikus PDIP Aria Bima mengakui pihak Ganjar Pranowo-Mahfud Md membangun komunikasi dengan kubu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN).

Aria Bima mengatakan komunikasi tersebut terbangun lantaran pihaknya dengan AMIN meyakini bahwa pilpres 2024 berjalan dua putaran.

“Putaran kedua saling dinamis, masih sangat dinamis. Saya kira untuk melihat putaran kedua, itu yang kami yakini dengan 01. Karena 02 terlalu yakin satu putaran. Kami dengan 01 tidak yakin satu putaran, pasti dua putaran,” ujar Aria Bima saat ditemui di Media Center TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Senin (1/1/2024).

Lebih lanjut, Aria Bima menjelaskan bahwa saat ini beberapa pihak tengah membangun sebuah opini melalui lembaga survei agar pilpres satu putaran.

Oleh karena itu, kata Aria Bima, kubu Ganjar-Mahfud membangun komunikasi dengan pihak pasangan nomor urut dua Anies-Cak Imin. Karena kedua pihak memiliki keyakinan senada, pilpres 2024 akan berjalan dua putaran.

Tidak seperti yang disuarakan lembaga-lembaga survei bahwa pilpres 2024 akan berlangsung satu putaran dengan pemenangnya pasangan Prabowo-Gibran.

“Iya (komunikasi). Kita tanya, lu percaya satu putaran? Enggak. Nah lu enggak, gue enggak. Gitu aja,” kata Aria Bima.

“Karena gini loh, ini kan ada opini publik, dibangun lewat survei. Kemudian diglorifikasi satu putaran. Kemudian survei yang harusnya memotret realitas, tapi ini menggiring realitas opini yang ada,” ujar Aria Bima.

“Jadi ada desain lembaga survei seolah-olah satu putaran. Jangan sampai kami dengan 01 menjadi panik,” sambungnya.

Saat ditanya, apakah antara pihak Ganjar-Mahfud dengan kubu Anies-Cak Imin sudah ada kesepakatan jika terjadi dua putaran, Aria Bima enggan menjawab secara detail.

Dia hanya menegaskan bahwa keduanya tengah fokus memaksimalkan kampanye untuk meraih kemenangan.

“Enggak ada. Kita masih jalan. Deal gimana? Lah kalau dia yang menang gimana? Kalau saya yang menang gimana? Enggak ada. Kita ingin dua putaran. Jadi jangan sampai ada upaya menggiring opini lewat survei satu putaran,” tegas Aria Bima.

“Seolah-olah itu demokratis. Sementara aspek di dalam implementasi satu putaran itu adalah kerja aparat. Ini yang bahaya. Kami sepakat, jangan sampai oknum aparat dipakai untuk memobilisasi dukungan dengan pembenaran pra-kondisinya adalah lembaga survei,” Aria Bima menegaskan.

(Zs/Lptn.6)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini