Perang Laut China Selatan, Dalam Sepekan akan Selesai, Siapa Pemenangnya?

56
Advertisement

KNews.id-…….Tomahawk – yang pertama kali mendapatkan ketenaran saat diluncurkan dalam serangan massal selama Perang Teluk 1991 – telah dipasang di kapal perang AS dan digunakan untuk menyerang sasaran darat dalam beberapa dekade terakhir. Marinir akan menguji menembakkan rudal jelajah hingga 2022 dengan tujuan membuatnya beroperasi pada tahun berikutnya, komandan Pentagon bersaksi.

“Rudal Tomahawk adalah salah satu alat yang memungkinkan kita melakukan itu,” katanya.

Advertisement

Pada awalnya, sejumlah kecil rudal jelajah darat tidak akan mengubah keseimbangan kekuatan. Tetapi perubahan semacam itu akan mengirimkan sinyal politik yang kuat bahwa Washington sedang bersiap untuk bersaing dengan gudang senjata besar Cina, menurut senior AS dan ahli strategi Barat lainnya.

Jangka panjang, jumlah yang lebih besar dari senjata-senjata ini dikombinasikan dengan rudal Jepang dan Taiwan yang sama akan menimbulkan ancaman serius bagi pasukan Tiongkok, kata mereka. Ancaman langsung terbesar bagi PLA berasal dari rudal anti-kapal baru jarak jauh yang kini memasuki layanan dengan pesawat serang Angkatan Laut dan Udara AS.

“Tentara Amerika akan kembali dengan kuat,” kata Ross Babbage, seorang mantan pejabat senior pertahanan pemerintah Australia dan sekarang bekerja di Pusat Penilaian Strategis dan Anggaran, yang berbasis di Washington, sebuah kelompok riset keamanan. “Pada 2024 atau 2025 ada risiko serius bagi PLA bahwa perkembangan militer mereka akan usang.”

Seorang juru bicara militer Cina, Kolonel Senior Wu Qian, memperingatkan Oktober lalu bahwa Beijing tidak akan “siaga” jika Washington mengerahkan rudal jarak jauh berbasis darat di kawasan Asia-Pasifik.

Kementerian luar negeri Cina menuduh Amerika Serikat tetap “pada mentalitas perang dinginnya” dan “pengerahan militer yang terus meningkat” di wilayah tersebut.

“Baru-baru ini, Amerika Serikat semakin memburuk, meningkatkan pengejarannya atas apa yang disebut ‘strategi Indo-Pasifik’ yang berupaya mengerahkan senjata baru, termasuk rudal jarak menengah yang diluncurkan di darat, di kawasan Asia-Pasifik,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan kepada Reuters. “Cina dengan tegas menentangnya.”

Juru bicara Pentagon Letnan Kolonel Dave Eastburn mengatakan dia tidak akan mengomentari pernyataan oleh pemerintah Cina atau PLA.

Sementara pandemi koronavirus mengamuk, Beijing telah meningkatkan tekanan militernya pada Taiwan dan melakukan latihan militer di Laut Cina Selatan. Dalam unjuk kekuatan, pada 11 April kapal induk Cina Liaoning memimpin armada lima kapal perang lainnya ke Pasifik Barat melalui Selat Miyako ke timur laut Taiwan, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan. Pada 12 April, kapal perang Cina bergerak di perairan timur dan selatan Taiwan, kata kementerian itu.

Sementara itu, Angkatan Laut AS dipaksa untuk menyandarkan kapal induk USS Theodore Roosevelt di Guam sebab beberapa awak kapal perang raksasa itu terinfeksi virus corona. Namun, Angkatan Laut AS berhasil mempertahankan keberadaan yang kuat di lepas pantai Tiongkok.

Penghancur berpeluru kendali , kapal USS Barry, melewati Selat Taiwan dua kali pada bulan April. Dan kapal penyerangan amfibi USS Amerika bulan lalu bergerak di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan, kata Komando Indo-Pasifik AS.

Dalam serangkaian tahun lalu, Reuters melaporkan bahwa sementara AS terganggu oleh hampir dua dekade perang di Timur Tengah dan Afghanistan, PLA telah membangun kekuatan rudal yang dirancang untuk menyerang kapal induk, kapal perang permukaan lainnya dan jaringan pangkalan yang membentuk tulang punggung kekuatan Amerika di Asia.

Selama periode itu, galangan kapal Tiongkok membangun angkatan laut terbesar di dunia, yang sekarang mampu mendominasi perairan pesisir negara itu dan menjaga pasukan AS tetap di teluk.

Reuters juga mengungkapkan bahwa di sebagian besar kategori, rudal Cina sekarang menyaingi atau mengungguli rudal-rudal di gudang senjata aliansi A.S.

Dalam Waktu Tujuh Hari Saja

Dalam watu dekat, Ridwan Saidi mengatakan akan terjadi perang antara Amerika Serikat (AS) dan China di masa Idul fitri dan Lebaran Haji. Apalagi, kapal perang mulai ditambah. Sekarang ini, AS tengah melakukankan pengepungan seperti tahun 1995. Ketika itu, AS menyerang Irak dan melakukan embargo. Embargo artinya pengepungan.

Dalam hal ini, kita dapat membandingkan kekuatan lawan.

“China dalam hal pasukan lapis baja memang cangih, tapi meterinya hahahhahha,” kata Ridwan sambi terbahak bahak.

Perang ini tida aan memakan watu yang lama. Hanya berangsung selama tujuh hari saja karena tidak ada agi sasaran tembak, ungkap mantan tokoh PPP ini

Apalagi jika terjadi perang antara Israe dan Iran maka dunia akan terkepung dan jalur perdagangan akan mati. Hal ini membawa kita kepada titik nadir, ungkap Ridwan.

Oleh sebab itu, saya pribadi merasa aneh. Dimana para tokoh militer?. Kok, masih membahas Corona atau PSBB namun tida tidak ada yang mau mimikirkan hal ini.

Bagaimanapun dalam kondisi sekarang jika terjadi akan mematian perekonomian Indonesia ke depan.(Fahad Hasan&Reuters) 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini