Ngumpet Dimana Dia?
KNews.id- Teka teki dimana keberadaan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Harun Masiku yang telah ditetapkan sebagai tersangka masih belum terkuak juga. Pada hal Harun Masiku adalah kartu terakhir yang diharapkan bisa membuka pintu pintu yang masih terkunci rapat dari OTT KPK kasus suap Wahyu Setiawan.
Info tentang keberadaan Harun Masiku masih simpang siur, ada berita dan informasi yang mengabarkan bahwa Harun Masiku sebenarnya sudah pulang dari plesirannya diluar negeri dan sudah berada di Indonesia.Berbagai pihak yang bertanggung jawab tentang seluk beluk kronologi keberadaan Harun Masiku saling bantah, saling tuding, saling mencari pembenaran dengan alasannya masing masing.
Entah ketelingsut dimana sebenarnya Harun Masiku ini, begitu sulitnya KPK dan pihak yang berwenang untuk mengungkap dimana sebenarnya persembunyiannya.Belum ditangkapnya Harun Masiku menyebabkan kelanjutan proses kasus suap Wahyu Setiawan oleh KPK masih terhambat dan terkendala.
Belum tertangkapnya Harun Masiku memunculkan dugaan bahwa yang bersangkutan memang sengaja disembunyikan oleh orang yang punya kuasa.Dugaan Harun Masiku sengaja disembunyikan disampaikan politisi Demokrat Benny K Harman, saat dilangsungkannya Raker Komisi III DPR dengan Pimpinan dan Dewas KPK di Ruang Rapat Komisi III, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Dalam kesempatan ini, Benny merasa heran dengan jejak Harun yang lebih licin sehingga sulit ditemukan oleh KPK maupun aparat penegak hukum lainnya. Bahkan Benny melontarkan sindiran keras jika aparat dalam waktu singkat, 3×24 jam saja sudah bisa melacak lokasi persembunyian teroris.
“Saya sedih, saya yakin sekali Harun Masiku ada di Republik ini. dan saya tahu pasti, ya kita semua, apalagi pimpinan KPK, apalagi Ketua Dewas tahu Masiku tinggal,” kata Benny setengah bercanda saat mempertanyakan keberadaan Masiku kepada pimpinan KPK yang hadir.
Setelah melontarkan joke ini, Benny lantas menerangkan maksudnya. Menurut dia, orang sekelas Harun tentu tidak sulit ditemukan.
“Maksud saya adalah, masa orang seperti Masiku tidak bisa kita temukan. Sedih saya. Kasus teroris besar itu, 3×24 jam gampang sekali didapatnya. Masa Masiku, aduh,” tandasnya.
Karenanya, dia meminta KPK untuk tegas dan membongkar keberadaan Masiku dan tidak ‘lama-lama disembunyikan’.
“Pak, tolonglah Masiku jangan terus disembunyikan. Tangkap dia sudah. Ya. bisa saja Tuhan yang menyembunyikan dia (Masiku) atau ‘setan’ yang sembunyikan Masiku. Iya kan. Lalu mau siapa lagi?,” tanyanya.
Menimpali Benny K Harman, dengan sedikit bercanda, Desmon J Mahesa yang memimpin rapat lantas berkicau.
“Ben, (Benny K Harman). Jangan-jangan sudah mati Ben. Masiku,” timpal Desmon.
Menanggapi dugaan Masiku sengaja disembunyikan, Plt Jubir KPK, Ali Fikri tidak mau berspekulasi.
“Kami tidak berspekulasi, apakah disembunyikan atau ke mana begitu ya. Kami tidak berspekulasi lebih jauh terkait dengan itu,” katanya di Jakarta Kamis (30/1).
Kendati demikian, Ali mengingatkan bahwa ada ancaman pidana bagi pihak yang sengaja menyembunyikan ataupun merintangi proses penyidikan KPK. Termasuk dalam kasus tersangka Harun Masiku.
“Tentunya ya, siapapun yang ternyata sengaja menyembunyikan itu bagian dari merintangi tugas penyidikan,” ucapnya.
Dalam kamus kepolisian, di negara manapun dan termasuk di Indonesia. Polisi tidak mengenal istilah “tidak bisa menangkap penjahat”. Termasuk perampok uang rakyat alias koruptor, teroris dan lain sebagainya. Pasti bisa ditangkap. Itulah Polisi dengan segala kelebihan yang dimilikinya.
Kalau polisi tidak bisa menangkap buronan atau target operasionalnya maka bisa dipastikan ada sesuatu yang mana genting dibalik sebuah masalah tersebut yang tidak diinginkan terungkap. Mungkin ada unsur politis atau kepentingan subyektif lainnya.
Bisa saja buronan tersebut melarikan diri sendiri, bisa jadi sengaja disuruh lari atau disembunyikan. Bisa pula terjadi hal terburuk atau yang bersangkutan dihilangkan atau bunuh diri dan dibunuh. Semua tergantung bobot kasusnya. Tapi disini pula menjadi ujian integritas dan profesionalisme polisi atau rangkaian penegak hukum lainnya. Polisi harus cepat menemukan Harun Masiku yang masih misteri.
Polisi dan KPK harus segera mengamankan data dan jiwa politikus PDIP itu, karena nampak bahwa Harun Masiku ini adalah kunci atas kasus suap yang menyebabkan OTT Wahyu Setiawan yang turut pula ikut memusingkan elit PDIP.(FT&Tim Investigator LJ)