KNews.id- PT XL Axiata Tbk (EXCL) hingga kuartal I- 2020 cukup berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 6,5 triliun atau naik 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, EBITDA XL Axiata juga meningkat 40 persen year on year (yoy) ke Rp 3,18 triliun. Perusahaan berhasil meningkatkan penetrasi penggunaan smartphone hingga 86 persen per akhir kuartal I-2020. Total trafik EXCL juga melonjak 41 persen yoy dan 7 persen jika dibandingkan kuartal I – 2019.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, keberhasilan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan data sebesar 17 persen yoy. Bahkan, saat ini pendapatan data berkontribusi 91 persen terhadap total pendapatan layanan (service revenue) EXCL. Dian menambahkan, tiga bulan pertama setiap tahun selalu menjadi periode yang berat bagi operator.
“Namun, momentum positif dari kinerja 2019 ditambah dengan proposisi produk yang inovatif, serta kualitas jaringan yang kuat telah berhasil membawa kami mewujudkan kinerja yang tetap kuat dan berkelanjutan di triwulan 1 2020,” tutur dia dalam rilisnya Senin (11/5).
Total pelanggan XL Axiata di periode ini sebenarnya turun tipis menjadi 55,5 juta karena persaingan yang semakin ketat. Meskipun begitu, pendapatan rata-rata per pelanggan atau average revenue per user (ARPU) XL Axiata tetap berada di Rp 36.000 atau naik 6 persen dibandingkan triwulan pertama 2019.
EXCL juga terus berinvestasi untuk memperluas dan meningkatkan kualitas jaringannya di seluruh Indonesia. Per akhir Maret 2020, XL Axiata memiliki lebih dari 133.000 base trasnceive station (BTS) atau meningkat 9% yoy.
Sebanyak lebih dari 43.000 BTS di antaranya merupakan BTS 4G. Jaringan 4G EXCL kini telah hadir dan melayani pelanggan di 449 kota/kabupaten yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Di sisi lain, beban usaha menurun 10 persen yoy karena beban biaya infrastruktur yang lebih rendah 23% yoy sebagai hasil dari adopsi IFRS 16. Biaya interkoneksi dan biaya lainnya juga lebih rendah 9 persen yoy karena menurunnya interkoneksi dari trafik layanan voice.
Biaya pemasaran juga turun 1 persen yoy karena terjadinya pergeseran pengeluaran ke digital. Alhasil, laba bersih XL Axiata melesat 2.577,16 persenyoy, dari Rp 57,93 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,5 triliun pada kuartal I-2020.
“Neraca XL Axiata juga tetap sehat dengan saldo kas yang lebih tinggi setelah proses penjualan menara. “Rasio utang bersih terhadap EBITDA di bawah 1 kali. Free cash flow (FCF) perusahaan juga dalam kondisi yang sehat, meskipun ada kenaikan pada komitmen untuk keperluan capex dan roll-out 2020,” kata Dian. (Fahad Hasan)