spot_img

Krisis Ekonomi di depan Mata, Pemerintah Pusat Lempar Handuk?

Oleh: Taufiq Amrullah, ME, Direktur Progress Indonesia
Mantan Ketua Umum KAMMI

KNews.id- KONFRONTASI- Di tengah situasi ketakutan akibat wabah virus corona covid19, bayang-bayang krisis ekonomi 1998 berpotensi terjadi. Situasi ekonomi Indonesia juga sangat mengerikan. Mengutip pernyataan pengamat ekonomi DR Rizal Ramli, tanpa pandemik covid 19 saja pertumbuhan ekonomi akan turun satu persen dari target lima persen. Dengan adanya pendemik ini pertumbuhan akan kehilangan dua persen lagi menjadi tinggal dua persen. 

- Advertisement -

Hal yang sama diakui oleh menteri keuangan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tingga 2,5 persen atau bahkan 0 persen. Seolah pesan bahwa pemerintah lempar handuk akan situasi ekonomi saat ini. Situasi krisis makin dalam dengan terus melemahnya rupiah terhadap dolar menjadi 16 ribu rupiah, sama seperti krisis 1998, bursa saham anjlok disertai penarikan besar-besaran dana investor untuk dipindahkan ke luar negeri (capital outflow)

Di sektor mikro, perusahaan kelas menengah, umkm dan rumah tangga menjerit, mereka mengalami krisis likuiditas, tak ada banyak uang yang bisa digunakan untuk menggenjot produktivitas, bahkan untuk konsumsi rumah tangga pun semakin sulit dan berhemat. Diperparah dengan “work from home” dan “self lock down” di kota-kota besar yang melemahkan kinerja usaha dan kekeringan uang beredar. 

- Advertisement -

Beredarnya informasi bahwa pesawat Garuda Indonesia mengangkut penuh penumpang dari Jakarta ke Singapura di tengah “lockdown” mengindikasikan beberapa hal yang mirip situasi krisis 1998. Orang-orang seperti mulai berjaga-jaga melindungi diri dan asetnya. Ada banyak kemungkinan lain misalnya penumpang memang WNA yang memilih Singapura sebagai tempat untuk ‘mengungsi’ di tengah pandemik covid 19 ini karena protap perlindungan kesehatannya lebih baik. Atau WNI kelas atas yang melakukan hal yang sama untuk alasan kesehatan. Yang sangat berbahaya kalau kepergian ke luar negeri tersebut diikuti oleh ‘capital flight” di tengah bayang-bayang krisis ekonomi Indonesia.

Sebagai bagian dari anak bangsa, kami ingin menyerukan kepada segenap warga untuk stay at home atau #dirumahaja dalam arti yang lebih luas, lebih nasionalis, lebih feel home. Apa pun yang terjadi, ini rumah kita, rumah bangsa Indonesia.

Kami juga ingin mengingatkan pemerintah untuk tampil ke depan menunjukkan leadershipnya menerapkan prosedur tanggap darurat melawan covid 19 yang memberi rasa aman kepada seluruh rakyat. Juga menetapkan langkah-langkah penyelamatan ekonomi yang strategis dan menyentuh langsung masyarakat bawah.

Tidak bisa hanya dengan rapat-rapat teleconference kabinet dan sekedar konferensi pers semata. Kita sedang menghadapi dua ‘perang’ sekaligus, menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat melawan covid 19 dan masalah perut rakyat ekonomi bangsa. Bahayanya kalau perut rakyat kelaparan adalah masalah stabilitas sosial dan keamanan.(Fahad Hasan)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini