Friday, July 1, 2022
Keuangan News
Advertisement
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
  • Syariah
No Result
View All Result
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
  • Syariah
No Result
View All Result
KeuanganNews.id
No Result
View All Result
Home Headline

Kebijakan Anti-Lockdown Indonesia dan Skenario Herd Immunity?

by Redaksi
07/04/2020 10:35 PM
in Headline, Opini
A A
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Penulis adalah Pengamat Kebijakan Publik

KNews.id-
MENYOAL keputusan presiden sebagaimana yang disampaikan kepala BNPB Doni Monardo bahwa presiden tidak akan mengeluarkan keputusan lockdown. Keputusan tersebut mengejutkan banyak pihak, berarti kita memilih anti lockdown apapun situasinya. Sayangnya, Kepala BNPB Doni Monardo tidak mengungkapkan apa alasan kenapa Presiden Jokowi anti lockdown.

Mari kita telaah kebijakan anti lockdown tersebut dalam kacamata kebijakan publik. Apakah efektif? sejauhmana manfaat dan cost-nya bagi negara dan masyarakat. Anti-lockdown artinya membiarkan masyarakat Indonesia yang saat ini berpenduduk 272 juta jiwa (2019) akan terpapar Covid-19 dengan sangat mudah.

Pola anti-lockdown diterapkan juga di Inggris dan Belanda. Mereka sengaja membiarkan populasinya terpapar dan kemudian tercipta individu yang memiliki antibodi natural (natural immunity) dalam jumlah besar sehingga transmisi penyebaran Covid-19 terputus dan akhirnya membuat Covid-19  tidak lagi tersebar. Istilahnya dikenal dengan herd immunity.

Herd immunity (kekebalan kawanan) adalah suatu bentuk perlindungan tidak langsung dari penyakit menular yang terjadi ketika sebagian besar populasi menjadi kebal terhadap infeksi, baik melalui infeksi sebelumnya atau vaksinasi.

Baca juga:

Membela Holywings, Eko Kuntadhi Disemprot Felix Siauw: Orang yang Masuk Neraka Juga Bilang Gitu!

Terbongkar! Inilah Maksud Surya Paloh ‘Ngotot’ Dukung Anies Baswedan

Heboh! Beredar Percakapan Bos dan Karyawan Holywings, ‘Ya itu kan Salah Kalian’…

Istilah herd immunity pertama kali digunakan pada tahun 1923 dan diakui sebagai fenomena alami di 1930 saat sejumlah anak menjadi kebal terhadap campak dan akhirnya diikuti jumlah infeksi baru menurun berdasarkan penelitian AW Hedrich.

AW Hedrich menerbitkan penelitian tentang epidemiologi campak di Baltimore yaitu setelah banyak anak menjadi kebal terhadap campak, jumlah infeksi baru kemudian menurun, termasuk tidak tertular di antara anak-anak yang rentan tidak punya antibodi.

Meskipun kita memiliki pengetahuan ini, upaya untuk mengendalikan dan menghilangkan campak tidak berhasil sempurna sampai vaksinasi massal menggunakan vaksin campak dimulai pada 1960-an. Setelah itu campak dianggap penyakit punah.

Bagaimana Herd Immunity Bekerja

Tidak ada yang benar-benar mengetahuinya selain sejumlah asumsi diterapkan dan kemudian terbukti berdasarkan pengujian ilmiah. Dalam populasi di mana sebagian besar individu memiliki kekebalan, orang kebal tidak dapat berkontribusi pada penularan penyakit, rantai infeksi menjadi kecil dan akhirnya memperlambat penyebaran penyakit. Semakin besar prosentase individu yang kebal dalam suatu komunitas, semakin kecil kemungkinan individu yang tidak kebal akan tertular sehingga membantu melindungi individu yang tidak kebal dari virus.

Dalam opsi kebijakan herd immunity, individu yang rentan dan tidak memiliki kekebalan alami akan menjadi korban yang tak terelakan. Orang lanjut usia, anak bayi yang belum diberi vaksin apapun, individu yang kena HIV/AIDS, Limfoma, Leukemia, kanker sumsum tulang, gangguan limpa atau pasien kemoterapi dan radioterapi termasuk individu dengan kelainan sistem kekebalan tubuh adalah yang paling terancam dari metode herd immunity tersebut.

Jika metode herd immunity diterapkan dalam satu komunitas, individu dengan respon imun yang kuat akan mencegah transmisi ke yang lain. Virus Covid-19  menginfeksi tubuh individu tersebut, dia positif Covid-19 namun dengan imun ditubuhnya dia tidak menunjukan gejala demam, flu dan batuk sehingga kemungkinan individu tersebut sudah imun dan virus tidak dapat menjadikan dirinya sebagai vektor untuk pindah ke tubuh yang lain termasuk ke mereka yang tidak imun.

Jika individu yang imun jumlah banyak maka transmisi Covid-19  akan menemui jalan buntu dan akhirnya penyebaran Covid-19 terhenti. Jika eliminasi dicapai di seluruh dunia dan jumlah kasus baru menjadi nol, maka penyakit tersebut dapat dinyatakan punah. Dengan demikian, metode herd immunity dapat dianggap efektif oleh pemerintah.

Hasil tes massal di Korea Selatan, mengajarkan kita bahwa 99 persen kasus positif Covid-19  adalah ringan dan tidak memerlukan pengobatan medis tertentu. Persentasi kematian kecil dan terkonsentrasi pada mereka berusia lanjut. Usia 60 hingga 70 memiliki tiga kali resiko kematian, dan usia di atasnya (70 hingga 80) hampir enam kali resiko kematian.

Ada dua alasan kenapa herd immunity tidak berhasil dalam mencegah penyebaran pantogen lain

Pertama, herd immunity tidak efektif bila tidak tersedia individu yang kebal dalam jumlah yang besar. Para ahli memperkirakan individu yang kebal butuh 93 hingga 95 persen dari populasi baru mendapatkan herd immunity yang efektif.

Campak tahun 1930 masih menakutkan meski sudah ada 40 hingga 70 persen individu yang kebal. Baru setelah 1960, saat diberlakukan vaksin massal maka campak terhenti. Herd immunity  dapat dicapai melalui vaksin seperti dalam kasus cacar dan campak, masalahnya vaksin Covid-19  membutuhkan setidaknya 18 bulan.

Kedua, herd immunity  tidak efektif karena faktor luasan paparan Covid-19  dan faktor demografi. Herd immunity tidak efektif manakala sosial distancing tidak dipatuhi, ketiadaan disiplin warga mengikuti anjuran untuk tidak melakukan mobilisasi vertikal (vertical interdiction) ke orang yang lebih tua.

Data CDC Amerika dari 12 Februari hingga 16 Maret dari 508 pasien inap Amerika, 20 persen dari mereka usia 20 hingga 44 tahun menunjukan Covid-19  juga memapar dengan parah kalangan milenial. Di Inggris, terdapat 501 ilmuwan dan ahli matematika yang mengisi petisi tentang kekhawatiran ekstrem mereka terhadap metode herd immunity tersebut.

Ahli tersebut menghitung bahwa lebih dari 47 juta orang di Inggris akan perlu terinfeksi dan kemudian pulih untuk mencapai herd immunity (kekebalan kawanan).

Perkiraan tersebut didasarkan pada gagasan bahwa 70 persen dari populasi perlu imun untuk mencegah virus Covid-19. Ekstrapolasi dari statistik menunjukan bahwa lebih dari satu juta orang inggris akan tewas dan delapan juta membutuhkan perawatan kritis dari pendekatan herd immunity tersebut.

Kembali kepada konteks Indonesia dan kebijakan anti lockdown-nya, maka pemerintah harus menyiapkan hal-hal berikut untuk memastikan herd immunity efektif dan tidak menimbulkan korban yang banyak.

Pertama, memberikan perhatian khusus kepada kelompok yang paling terancam dari Covid-19  yaitu orang-orang lanjut usia, anak-anak rentan, individu yang kena HIV/AIDS, Limfoma, Leukemia, kanker sumsum tulang, gangguan limpa atau pasien kemoterapi dan radioterapi termasuk individu lain dengan kelainan sistem kekebalan tubuh.

Mereka semua tidak memiliki kekebalan yang diharapkan dari paparan Covid-19  sebagai konsekuensi antilockdown. Jumlah mereka mencapai 10 hingga 15 persen populasi Indonesia (atau 2,7 juta hingga 40,8 juta jiwa).

Selain social distancing, pemerintah pusat perlu membuat kampanye larangan sosial vertical (vertical interdiction) untuk bertemu orang di atas 65 tahun dari keluarga mereka. Ini yang disebut menghindari vertival transmission Covid-19  karena mereka yang paling terpapar parah.

Individu yang memiliki masalah ketahanan tubuh khususnya para penderita penyakit HIV/AIDS, Limfoma, Leukemia, kanker sumsum tulang dan lain-lain harus diberi fasilitas karantina khusus yang dijauhi dari individu lain meski individu tersebut memiliki kebal alami dari Covid-19 .

Bila Indonesia gagal menjalankan poin pertama, maka diestimasi akan meninggal dunia korban dari orang tua dan individu rentan lainnya sebanyak 1 juta hingga 1,5 juta jiwa sampai vaksin Covid-19 ditemukan.

Bila opsi anti lockdown dijalankan, yang kedua harus dilakukan agar herd immunity efektif adalah memberikan kesempatan terdepan bagi peneliti dan ahli virulogi untuk menemukan obat mereda efek Covid-19  dalam tubuh sebelum vaksin ditemukan, karena dalam konsep herd immunity untuk mendapatkan jumlah individu yang kebal 75 persen populasi harus diintervensi melalui penggunakan vaksin atau virus yang sudah dilumpuhkan.

Oleh karena itu, kontribusi pembiayaan oleh negara kepada lembaga-lembaga penelitian seperti laboratorium kampus, Institusi Eijkman dan harus diperbesar. Patut dicatat bahwa herd immunity menggunakan asumsi bahwa virus patogen hanya dapat menyerang satu kali sehingga individu yang kebal tidak dapat diserang lagi.

Jika Covid-19  dapat menyerang lebih dari satu kali dengan serangan yang lebih dalam maka metode herd immunity menjadi metode pembunuhan terbesar yang dilakukan negara. Negara sengaja membiarkan virus membunuh warganya sendiri.(Fahad Hasan)

Tags: Herd Immunity

Berita Terkait

Membela Holywings, Eko Kuntadhi Disemprot Felix Siauw: Orang yang Masuk Neraka Juga Bilang Gitu!
Headline

Membela Holywings, Eko Kuntadhi Disemprot Felix Siauw: Orang yang Masuk Neraka Juga Bilang Gitu!

30/06/2022 11:56 PM
Surya Paloh
Headline

Terbongkar! Inilah Maksud Surya Paloh ‘Ngotot’ Dukung Anies Baswedan

30/06/2022 11:55 PM
Heboh! Beredar Percakapan Bos dan Karyawan Holywings, 'Ya itu kan Salah Kalian'...
Headline

Heboh! Beredar Percakapan Bos dan Karyawan Holywings, ‘Ya itu kan Salah Kalian’…

30/06/2022 11:54 PM

Discussion about this post

Recent News

Membela Holywings, Eko Kuntadhi Disemprot Felix Siauw: Orang yang Masuk Neraka Juga Bilang Gitu!

Membela Holywings, Eko Kuntadhi Disemprot Felix Siauw: Orang yang Masuk Neraka Juga Bilang Gitu!

30/06/2022 11:56 PM
Surya Paloh

Terbongkar! Inilah Maksud Surya Paloh ‘Ngotot’ Dukung Anies Baswedan

30/06/2022 11:55 PM
Heboh! Beredar Percakapan Bos dan Karyawan Holywings, 'Ya itu kan Salah Kalian'...

Heboh! Beredar Percakapan Bos dan Karyawan Holywings, ‘Ya itu kan Salah Kalian’…

30/06/2022 11:54 PM
Seorang pakar dari Australia David Engel 

Ini Dia Profil David Engel, Pakar Australia yang Berani Menyebut Presiden Jokowi “Bodoh”!

30/06/2022 11:53 PM
Adam Deni Ungkap Ahmad Sahroni Keluarkan Rp30 Miliar untuk Membungkamnya

Adam Deni Ungkap Ahmad Sahroni Keluarkan Rp30 Miliar untuk Membungkamnya

30/06/2022 11:52 PM
SMRC selalu memposisikan Anies Baswedan

Saiful Mujani Menyerang Gubernur DKI, Muslim Arbi: Hasil SMRC selalu Posisikan Anies Baswedan Keok!

30/06/2022 11:51 PM
Holywings Resmi Ditutup, Gus Miftah ke Karyawan: Jangan Jadi 'MTS'

Holywings Resmi Ditutup, Gus Miftah ke Karyawan: Jangan Jadi ‘MTS’

30/06/2022 11:50 PM
Rizal Ramli: Bungkam Suara Kritis, Pemerintah Bikin Aturan Mirip RRC

RR: Bungkam Suara Kritis, Pemerintah Bikin Aturan Mirip RRC

30/06/2022 11:49 PM
SBY-JK-Surya Paloh Bertemu, Politisi PIDP: Tokoh Berambisi Menjadi King Maker

SBY-JK-Surya Paloh Bertemu, Politisi PIDP: Tokoh Berambisi Menjadi King Maker

30/06/2022 11:48 PM
Yang penting memberikan

GP Ansor Mengharamkan Kadernya Gabung ke PKS

30/06/2022 11:47 PM

Populer

  • petinggi Cina berdiskusi di ruang luas berwarna merah

    RRC Cemas Menghadapi Fenomena Anies Baswedan!

    6970 shares
    Share 2788 Tweet 1743
  • Pemuda Papua Memberi Dukungan untuk Anies Baswedan dan Menolak PDIP: Kami tidak Butuh Pemimpin Berhati Busuk seperti Megawati!

    1629 shares
    Share 652 Tweet 407
  • Timnas Israel Datang ke Indonesia, Novel Bamukmin: Kami akan Mengepung Bandara, Hotel, dan Stadion!

    1224 shares
    Share 490 Tweet 306
  • Warga Papua: Surya Paloh Ambil Saja Anies Baswedan, Jangan Ganjar!

    1177 shares
    Share 471 Tweet 294
  • Gubernur DKI Jakarta Resmi Mencabut Izin Operasi Holywings, Netizen: Calon RI 1!

    1100 shares
    Share 440 Tweet 275

ABOUT US

Keuangan News

Follow us on social media:

  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Tentang Kami
  • Advertisement
  • Privacy
  • Kontak Kami

© 2022 Keuangannews.id - Desain and Develop by ahmad beritaatpm.id.

No Result
View All Result
  • Nasional
    • Hukum
    • Kebijakan
    • Makro Ekonomi
    • Peristiwa
    • Politik
  • Keuangan
    • Asuransi
    • Leasing
    • Liputan Khusus
    • Perbankan
    • UKM
  • Investasi
    • Emiten
    • Market / Pasar
    • Properti
  • Internasional
    • Afrika
    • Amerika
    • Asia
    • Australia
    • Eropa
    • Timur Tengah
  • Khazanah
  • Lifestyle
    • Teknologi
    • Tokoh
    • Travel
    • Wisata
  • Advertorial
  • KN English
  • Opini
  • Syariah

© 2022 Keuangannews.id - Desain and Develop by ahmad beritaatpm.id.