KNews.id- Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) menyebut investasi di saham dan reksa dana mengalami penurunan karena kondisi pasar saham domestik sedang mengalami tekanan. Skandal PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menjadi salah satu pemicu tekanan terhadap pasar saham domestik, selain sentimen dari wabah virus corona.
Ketua ADPI Suheri mengatakan penurunan nilai investasi tersebut secara tidak langsung juga terjadi di dana pensiun, sebagai dampak koreksi yang juga terjadi di pasar. Namun, mengingat penempatan dana investasi yang diklaim berbeda dengan portofolio Jiwasraya, tak ada masalah fundamental yang terjadi di industri ini.
“Kalau impact-nya ke pasar secara tidak langsung kita [dana pensiun] ke-impact kalau ada saham dan reksa dana terkait. Kenapa saham kena ya pasti kita terdampak tapi belum direalisasikan. Kalau sudah selesai kasusnya dan bukan karena fundamental tapi karena pasar pasti balik lagi nilai investasinya,” kata Suheri.
Dia menyebutkan, penempatan dana investasi di saham dan reksa dana umumnya dilakukan untuk jangka panjang. Sehingga jika investasi yang rugi tersebut tak direalisasikan ketika posisi turun maka tak akan ada kerugian yang ditanggung perusahaan. Selain itu, pemilihan saham-saham juga menjadi perhatian. Sejauh ini, saham-saham yang likuid dan baik fundamentalnya sudah menjadi ‘pakem’ di industri ini.
“Selama ga direalisasikan dan yang dibeli fundamentalnya bagus, bukan gorengan jadi dapen sabar aja, kecuali kalau ada yang ikutan beli saham gorengan itu kan risiko investasi,” kata dia.
Mengenai likuiditas, Suheri menyebutkan sejauh ini tak ada masalah dalam pembayaran klaim pensiunan sebab biasanya di dana pensiun sudah mengantisipasi dengan mencairkan dana dari deposito dan surat utang.
“Kemungkinan mereka butuh saat ini kan kecil karena jangka panjang investasinya dan biasanya kan ada cash likuiditas untuk bayar. Manfaat dari instrumen lain dari deposito dan obligasi sudah diperhitungkan tenor dan liabilitasnya,” imbuh dia. (Fahad Hasan&DBS)