KNews.id- Sepanjang liburan Tahun Baru Imlek, turis China biasanya meramaikan jalan sempit dan ruko berwarna pastel di Kota Tua Phuket, Thailand. Tapi, suasana tahun ini berbeda dengan tahun-tahun lalu. Namun, wabah virus corona mengundang kekhawatiran dan Pemerintah China melarang bepergian orang-orang sehingga jalan di tempat wisata itu sepi pengunjung. Sepi sama sekali ya tidak, sebab ada juga segelintir orang yang berjalan-jalan sembari mengenakan masker.
Reuters, Sabtu (1/2), melaporkan bahwa Kementerian Pariwisata Thailand memperkirakan, berkurangnya turis dari China saja mampu menghilangkan pendapatan pariwisata sebesar 50 miliar bath (1,52 miliar dollar AS) atau sekitar Rp 20,6 triliun. Pedagang setempat mengaku terkena dampak dari minimnya turis China. Sebab, biasanya turis China memang jadi sebagian besar konsumen mereka.
“Dampaknya luar biasa. Hanya beberapa hari setelah tersiar kabar tentang virus itu, turis China tampak sedikit. Sekitar 70 persen dari mereka hilang” kata seorang pedagang pernak-pernik di sana, Ausana Akaradachakul.
Resor Pantai Phuket, yang biasanya menjadi tempat kedua di Thailand yang paling banyak dikunjungi setelah Bangkok ini juga mengalami penurunan pengunjung secara signifikan. Padahal biasanya, tempat itu dikunjungi oleh 11 juta turis, terutama akan bertambah saat liburan Tahun Baru Imlek. Tak hanya turis China, turis dalam negeri pun semakin sedikit, mengingat pemerintah telah mengumumkan terdapat beberapa kasus virus corona di Thailand.
Di China sendiri, pemerintah setempat telah melarang warganya bepergian atau setidaknya tidak berkeliaran kecuali ada perihal mendesak. Virus yang berasal dari kota Wuhan itu kini telah menginfeksi lebih dari 11.000 orang dan menewaskan lebih dari 250 orang. ( Fahad Hasan& Reuters)