spot_img
Jumat, April 26, 2024
spot_img

Ethiopia Terancam Kudeta!

KNews.id- Jaksa Agung Ethiopia Gedion Timothewos menetapkan status keadaan darurat mulai Selasa (2/11) usai pasukan dari Tigray utara mengklaim bahwa mereka telah merebut teritorial.

Dua hari sebelumnya, Perdana Menteri Abiy Ahmed menyerukan agar warganya angkat senjata untuk membela diri melawan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

- Advertisement -

Dilansir dari CNN, status darurat diberlakukan usai TPLF mengklaim telah merebut kota utama Dessie dan Kombolcha.

Keduanya berada di dekat jalur utama menuju ibu kota Addis Ababa. TPLF pun mengatakan sedang mempertimbangkan untuk menyerbu ibu kota, sekitar 380 km di sebelah selatan.

- Advertisement -

Pemerintah 4 dari 10 wilayah di negara tersebut telah meminta mobilisasi warga Ethiopia untuk memerangi pasukan Tigrayan. Penduduk Addis Ababa pun diserukan untuk bersiap mempertahankan lingkungan mereka.\

Ethiopia terakhir memberlakukan status darurat pada Februari 2018, selama 6 bulan, menjelang transisi kekuasaan kepada Abiy. Pada saat itu, diberlakukan jam malam dan aktivitas masyarakat dibatasi, sementara ribuan orang ditahan.

- Advertisement -

Sebelum pengumuman pada Selasa (2/11), masyarakat di ibu kota beraktivitas seperti biasa.

“Saya akan mencoba belanja bahan pangan dulu. Tapi sejauh ini saya belum membeli apa-apa,” ucap seorang wanita yang tak mau disebutkan namanya.

TPLF mendominasi politik Ethiopia selama hampir 3 dekade. Namun, mereka kehilangan banyak pengaruhnya ketika Abiy menjabat pada 2018 usai berlangsung aksi protes antipemerintah selama bertahun-tahun.

Hubungan pemerintah dengan TPLF memburuk usai kelompok itu menuduh Abiy memusatkan kekuasaan dengan mengorbankan regionalitas wilayah. Tudingan ini telah dibantah Abiy.

Menurut juru bicara TPLF, Getachew Reda, jika pasukan Tigrayan dan sekutunya berhasil menyingkirkan pemerintah, mereka akan membentuk pengganti sementara.

“Diperlukan juga dialog nasional, tetapi Abiy dan para menterinya tak akan dilibatkan. Mereka akan menjalani hari-harinya di pengadilan,” ungkapnya.

Di sisi lain, pemerintah Ethiopia bertekad menyeret para pemimpin TPLF ke pengadilan. TPLF telah mengklaim perebutan Dessie, Kombolcha, dan Burka belum lama ini. Semuanya terletak di wilayah Amhara.

Seorang juru bicara pemerintah awalnya membantah direbutnya Dessie dan Kombolcha.

Namun, kemudian muncul pernyataan bahwa ‘penyusup’ TPLF telah membunuh 100 pemuda di Kombolcha. Pada Senin (1/11) malam, pasukan Tigrayan mengklaim telah bergabung dengan pasukan Oromo yang juga memerangi pemerintah pusat. Oromo merupakan kelompok etnis terbesar di Ethiopia. Banyak pemimpin politik mereka saat ini mendekam di penjara. (AHM/akrt)

Berita Lainnya

Direkomendasikan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti

Terpopuler

Terkini