spot_img

Diduga, Pangkalan Militer China di Kepulauan Spratly telah Beroperasi

KNews.id- Pesawat militer milik Angkatan Laut Cina kembali terlihat di kawasan sengketa, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa militer China, People’s Liberation Army Naval Air Force (PLANAF), mulai menggunakan Kepulauan Spratly sebagai basis militernya.

“Kemunculan PLANAF di Fiery Cross Reef (Kepulauan Spratly) adalah tanda baru bahwa China terus berupaya memperkuat pengaruhnya di Laut Cina Selatan. Hal itu mereka lakukan di atas pulau buatan yang mereka buat tahun 2016,” sebagaimana dikutip dari Radio Free Asia.

- Advertisement -

Dikutip dari Radio Free Asia, pesawat militer China sudah terpantau sejak hari Senin kemarin. Citra satelit menunjukkan setidaknya ada dua pesawat militer di Spratly. Selah satunya adalah pesawat seri Y-8 yang merupakan pesawat pengangkut untuk personil dan perlengkapan militer.

Penempatan alutsista di pulau Laut China Selatan tersebut bukan hal baru. China sudah melakukannya beberapa kali. Pada tahun 2018 lalu, misalnya, Cina menempatkan pesawat H-6K Bomber di Pulau Woody. Namun, saat itu, pesawat tersebut adalah milik angkatan udara, bukan angkatan laut.

- Advertisement -

Lembaga analis pertahanan Jane’s menyampaikan hal senada. Dalam laporan mereka, penampakan dua jenis pesawat militer di Spratly adalah bukti China mulai konsisten menempatkan militer mereka di Fiery Cross Reef. Bahkan, Jane’s mengatakan bahwa kapasitas hangar di Spratly cukup untuk menyimpan leibh dari dua pesawat militer.

“Ini adalah upaya China menunjukkan kekuatan militer dan ekspedisi mereka sembari memiliterisasi Laut China Selatan untuk menakuti negara-negara lainnya,” ujar peneliti Jane’s, Sean O’Connor.

Sebagai catatan, di tahun 2015 lalu, China berjanji tidak akan mempersenjatai pulau-pulau buatan yang mereka bangun di Kepulauan Spratly. Presiden Xi Jinping, kala itu, mengatakan pada mantan Presiden Amerika Barack Obama bahwa ia tak memiliki niatan untuk memiliterisasi Laut China Selatan.

Namun, komitmen tersebut tidak dipegang China. Pulau-pulau yang berada di Fiery Cross Reef, termasuk Spratly, konsisten mereka persenjatai. Pesawat pengebom hingga alat transportasi militer ditempatkan di sana. Bahkan, pelabuhan khusus untuk kapal perang juga dibangun, lengkap dengan peluncur misil sebagai garis pertahanan.

April kemarin, China menyatakan lokasi pulau buatan mereka sebagai yurisdiksi baru. Kepulauan Spratly mereka namai Distrik Nansha meski klaimnya dipermasalahkan Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Taiwan.(FHD&DBS)

Berita Lainnya

Ikuti Kami

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PengikutMengikuti
- Advertisement -spot_img

Terkini