KNews.id- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan masuk ke segmen yang tak tersentuh oleh perbankan alias unbanked. Direktur Utama BRI, Sunarso menyebut jika BRI memiliki peluang yang besar untuk masuk ke segmen ini. Hal ini sesuai dengan keinginan BRI untuk menyasar kalangan bawah.
“Kita mending turun lebih ke bawah lagi, go smaller, faster, shorter, dan mudah-mudahan go cheaper. Kita memang ingin melayani rakyat sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin,” ujarnya dalam Economic Outlook, di Ritz Carlton, Jakarta.
Menurutnya, jika ingin bersaing untuk level dengan ceruk yang besar, sudah menjadi hal yang lumrah. Apalagi penyaluran kredit untuk skala besar menurutnya tidaklah mudah.
“Menyalurkan kredit 1 tahun Rp 100 triliun, kalau disalurkan ke korporasi yang layak susah. Mau tumbuh Rp 200 triliun hanya menyerap target pertumbuhan dua tahun. Peluang besar adalah unbanked society,” tegasnya.
“BRI kalau mau main di atas, sudah banyak bagian di atas, ngapain bertanding yang kita tidak kuasai, kalau perlu kita tarik lawan ke cabang tersebut,” imbuhnya.
BRI menjadi bank yang bisa masuk ke kalangan bawah. Apalagi, BRI sudah memiliki cukup modal untuk bisa menyasar kalangan tersebut. Terbukti BRI tetap fokus pada segmen Mikro Kecil Menengah (MKM) dengan Share 78,9% sedangkan share Non-MKM mencapai 21,1%.
Tak hanya itu, fakta juga menjabarkan jika 6 dari 100 Rukun Tetangga (RT) di seluruh Indonesia mendapatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Nilai plafon untuk KUR tersebut juga tak main-main, mencapai Rp 100 triliun. Semengara itu, BRI memiliki lebih dari 9.600 unit kerja yang tersebar di seluruh Indonesia. BRI juga dibantu oleh 467 kantor cabang, 611 Kantor Cabang Pembantu, 952 kantor kas dan 5.382 BRI Unit.
Jumlah itu belum termasuk 2.049 teras BRI, 422.160 Agen BRILink, Mesin EDC yang tersebar di seluruh Indonesia serta Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Belum lagi Jaringan E-Channel, serta Mesin CRM yang memudahkan nasabah BRI untuk melakukan transaksi perbankan. (Fahad Hasan)